Saturday 21 December 2013

kumpulan kata mutiara


Ketika seseorang berusaha menjauhi hidupmu, biarkanlah. Kepergian dia hanya membuka pintu bagi seseorang yang lebih baik tuk masuk.
Kadang masalah adalah sahabat terbaikmu. Mereka buatmu jadi lebih kuat, dan buatmu menempatkan Tuhan di sisimu yang paling dekat.  
Jangan yakinkan diri bahwa dia menyukaimu, hanya karena dia bersikap manis padamu. Kadang kamu hanya sebuah pilihan ketika dia bosan.
Jangan pernah meremehkan diri sendiri. Jika kamu tak bahagia dengan hidupmu, perbaiki apa yang salah, dan teruslah melangkah.
Jangan membenci mereka yang mengatakan hal buruk tuk menjatuhkanmu, karena merekalah yang buatmu semakin kuat setiap hari.
Terkadang, kamu berpikir seseorang telah berubah tanpa kamu menyadari hal itu terjadi karena dia mulai bersikap dewasa.
Sesuatu yang menyenangkan bagaimana seseorang mampu membuatmu tersenyum, hanya dengan memikirkan dirinya. Happy
Jadi dirimu sendiri agar ketika seseorang mencintai, kamu tak perlu takut jika dia akan temukan dirimu bukan orang yang ingin dia cintai.
Perasaan yang paling berbahaya adalah iri, karena iri hati melahirkan kebencian dan kebencian akan membunuhmu perlahan.
Tak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya.
Hanya karena seseorang terlihat kuat di hadapanmu, tak berarti dia bisa begitu kuat ketika tanpamu.
Jangan selalu katakan "masih ada waktu" atau "nanti saja". Lakukan segera, gunakan waktumu dengan bijak.
Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, namun jika digunakan dengan baik, sekali saja cukup!
Hidup ini bukan hanya mencari yang terbaik, namun lebih kepada menerima kenyataan bahwa kamu adalah kamu. Jadi dirimu sendiri.
Orang yang bijak adalah yang tahu siapa yang harus dia percaya. Orang yang lebih bijak adalah dia yang selalu bisa dipercaya.
Sadarilah, mengeluh tidak menyelesaikan apapun. Mengeluh hanya akan menambah beban dihati. Berhentilah mengeluh, segera bertindak!
Jangan jadikan kegagalan kemarin sebagai penghambat hari ini. Semangat untuk membuat hari esok lebih baik, melalui hari ini.
Perbuatan adalah cerminan isi hati. Jika hati dipenuhi kebaikan, maka sikap dan tindakan akan baik, pun sebaliknya.
Orang yang malas telah membuang kesempatan yang diberikan Tuhan, padahal Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.
Jangan nilai orang dari masa lalunya karena kita semua sudah tidak hidup di sana. Semua orang bisa berubah, biarkan mereka membuktikannya.
Jadikan kepandaian sebagai kebahagiaan bersama, sehingga mampu meningkatkan rasa ikhlas tuk bersyukur atas kesuksesan.
Kadang kamu harus buat keputusan tuk mengalah, atau kamu akan kehilangan dia yang kamu cinta hanya karena kamu keras kepala.
Dalam cinta, ketika ada yang berbeda, jangan mencari siapa yang salah, karena kamu dan dia adalah tim yang sama dengan tujuan yang sama.
Orang yang bisa mengendalikan emosinya adalah pemenang hidup sejati.
Jika bertanya, jangan mendiktekan jawabannya, agar informasi baru bisa bertamu.
Sebenarnya tantangannya bukan me-manage waktu tapi me-manage diri kita sendiri.
Anda mengetahui apa yang sharusnya tidak dilakukan ketika Anda "gagal". Jadi Anda menciptakan pengetahuan baru dan itu bukan kegagalan.
Lebih mudah melakukan sesuatu dengan benar daripada menjelaskan mengapa Anda tidak melakukannya dengan benar.
Seringkali kamu ragu untuk mengucapkan apa yang ada dihatimu karena kamu tidak yakin dia akan mendengarkanmu.
Yang penting itu bukan apa yang kita ketahui tapi apa yang kita bersedia pelajari.
Jgn menyerang orang karena iri ; dengki agar relasi dan rejeki terus bersemi dalam hidup ini.
Pria, Jika wanita marah, ajaklah dia berbelanja atau ke salon. Niscaya amarahnya langsung hilang.
Meski disakiti berkali-kali, wanita bijak tetap bisa memafkan dan semakin tegar seperti batu karang.
Makanan enak yang ditawarkan ke pria yang sedang marah, akan memedam amarahnya.
Menangis mungkin bukan solusi tapi terkadang dapat menjadi obat penenang.
Wanita bijak seperti angsa diatas air. Anggun namun tetap bekerja. Tetap tegar meski terluka.
Jangan pikirkan kegagalan kemarin, hari ini sudah lain, sukses pasti diraih selama semangat masih menyengat.
Marilah kita membaikkan diri, sebelum menyesal pun tidak ada gunanya.
Wahai Yang Maha Lembut,manjakanlah hatiku yang sendiri ini, bahagiakanlah aku dalam pernikahan yang penuh cinta, yang mesra, yang setia.
Wahai Yang Maha Cinta, sandingkanlah aku dengan jiwa pilihan-Mu, yang karena kebaikanku - baikkanlah ia, tapi jika ia lebih baik - baikkanlah aku.
Bukan kemiskinan yang merendahkan, tapi hati yang menistai kebaikannya sendiri.


DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2013/09/kata-kata-Bijak.html#ixzz2o6iPzAKg

Sunday 3 November 2013

MACAM MACAM PESTISIDA ALAMI DAN CARA PEMBUATANNYA


1. Pestisida Nabati “Daun Pepaya”
Daun pepaya mengandung bahan aktif  “Papain”,  sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.
Cara Pembuatannya:
- 1 kg daun pepaya segar di rajang
-  Hasil rajangan di rendam dalam 10 liter air,  2 sendok makan minyak      tanah,  30 gr detergen, diamkan semalam.
- Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
- Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.
2.  Pestisida Nabati  “Biji Jarak”
Biji Jarak mengandung “Reisin dan Alkaloit” ,  efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam bentuk larutan ),  Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam bentuk serbuk).
Cara Pembuatannya:
- Tumbuk 1 biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr deterjen lalu diaduk.
- Saring larutan hasil perendaman, tambahkan air kembali 10 liter.
- Siap dipergunakan dengan cara di semprot kan ke tanaman.
3. Pestisida Nabati ” Daun Sirsak “
Daun sirsak mengandung bahan aktif  “Annonain dan Resin “.  Efektif untuk mengendalikan hama ” Trip “
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus 50 – 100 lembar daun sirsak.
- Rendam dalam 5 liter air, + 15 gr detergen, aduk rata dan diamkan semalam.
- Saring dengan kain halus
- Dicairkan kembali 1 liter larutan pestisida dengan 10 – 15 liter air
-  Siap disemprotkan ke tanaman.
4.  Pestisida Nabati ” Daun Sirsak  dan Jeringau “
Rimpang jeringau mengandung ” Arosone, Kalomenol, Kalomen, Kalomeone, Metil eugenol, Eugenol “.
Efektif untuk mengendalikan ” hama wereng coklat “.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk  halus segenggam daun sirsak , segenggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih.
- Rendam dalam air sebanyak 20 liter, di + 20 gr sabun colek, aduk rata dan di biarkan semalam.
- Saring dengan kain halus.
- Encer kan 1liter pestisida dengan 50 -60 liter air
- siap di semprotkan ke tanaman.
5.  Pestisida Nabati ” Pacar Cina “
Pacar Cina mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoin,  dan tanin.  Efektif untuk mengendalikan ” Hama ulat “.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk 50 -100 gr ranting atau kulit batang pacar cina, tambah 1 liter air, tambah 1 gr detergen  kemudian direbus selama 45-75 menit dan diaduk  agar menjadi larutan.
- saring dengan  kain halus.
- siap disemprotkan ke tanaman.
6.  Pestisida Nabati ” Rendaman Daun Tembakau “
Daun tembakau mengandung  nikotin.  Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Rajang 250 gr ( sekitar 4 daun ) tembakau dan direndam dalam 8 liter air selama semalam.
- Tambahkan 2 sendok detergen, aduk merata kemudian disaring.
-  Siap disemprotkan ke tanaman.
7.  Pestisida Nabati ” Daun Sirih Hutan “
Daun sirih hutan mengandung ” fenol dan kavokol “. Efektif untuk hama penghisap.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 siung bawang merah, 5 batang serai.
- Tambahkan air 8 – 10 liter air, 50 gr deterjen dan diaduk rata.
- Saring dengan kain halus
- Siap disemprotkan ke tanaman.
8.  Pestisida Nabati ” Umbi Gadung “
Umbi gadung mengandung diosgenin, steroid saponin, alkohol dan fenol.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus 500 gr umbi gadung dan peras dengan batuan katong kain halus.
- Tambahkan 10 liter air , aduk rata dan siap di semprotkan ke tanaman.
9.  Pestisida Nabati ” Daun Mimba “
Daun mimba mengandung  Azadirachtin, salanin, nimbinen dan meliantriol.  Efektif  mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll.
Cara pembuatan
a. Dengan ” Biji Mimba “
- Tumbuk halus 200 -300 gr biji mimba
- rendam dalam 10 liter air semalam
- Aduk rata dan saring, siap disemprotkan ketanaman.
b. Dengan ” Daun Mimba “
- Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering bisa juga dengan daun segar.
- Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata , saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman.
c. Untuk mengendalikan ” nematoda puru akar ” pada tanaman tembakau lakukan 15 -30 gr daun mimba kering atau 5 -10 gr biji mimba ditumbuk halus, kemudian diberikan untuk setiap lubang tanaman tembakau.
d. Untuk mengendalikan ” Jamur Fusarium dan Sclerotium “. sebanyak 2 -6 gr biji mimba ditumbuk lalu rendam selama 3 hari dengan air 1 liter.  Lalu disaring dan siap di semprotkan ke tanaman.
10.  Pestisida Nabati ” Srikaya dan Nona Seberang “
Srikaya dan nona seberang mengandung annonain dan resin.  Efektif  untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara Pembuatan
- Tumbuk hingga halus 15 -25 gr biji srikaya/nona seberang
- Rendam dalam 1 liter air, 1gr deterjen , aduk rata dan biarkan 1 malam, kemudian saring dan siap disemprotkan ketanaman.
11.  Pestisida Nabati “  Daun Gamal “
Daun gamal mengandung Tanin.  Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Daun gamal bila ditambah dengan minyak tanah dan detergen akan dapat dipakai sebagai insektisida.  Penggunaan nya harus hati2 karena dengan adanya minyak tanah mengakibatkan tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.
12.  Pestisida  Nabati ” Daun Mimba dan Umbi Gadung “.
Efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan
- Tumbuk halus 1kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, ditambah 20 liter air, 10 gr detergen dan aduk rata kemudian diamkan semalam, saring  dan siap untuk di semprotkan ke tanaman.
13.  Pestisida Nabati “Serbuk Bunga Piretrum “
Serbuk bunga piretrum mengandung bahan “Piretrin “. Efektif untuk mengendalikan ulat.
Cara Pembuatan
- Rendan serbuk bunga piretrum sebanyak 25 gr dalam 10 liter air
- tambah 10 gr detergen, aduk rata dan biarkan semalam kemudian disaring dan siap disemprotkan ke tanaman.
Nah selamat mencoba ……  !!!  semoga bermanfaat …….!!!

Tuesday 8 October 2013

sejarah pulau sumba

Menelusuri Sejarah Sumba 

Menurut prasejarah, pulau Sumba telah didatangi dan dihuni oleh beberapa golongan sebagai berikut: Golongan I: Tau Paita (penduduk Melayu Purba). Ungkapan Tau Paita (Tau: orang, Paita: pahit; MbR: kata Paita berasal dari Majapahit) berarti pendatang pertama ketika belum ada penghuninya (Paita). Golongan ini badannya tinggi , berambut keriting, dan sadis. Juga ada semacam manusia yang terdiri dari dua jenis: Golongan II, badan besar, tegak berjalan, berbulu, rambut keriting. Sedangkan wanitanya besar dan susunya panjang, disebut juga golongan manusia Milimungga (dialek Mangili). Minimongga berarti orang hutan raksasa (bahasa Latin). Golongan III, berbadan besar dan berbulu baik pria maupun wanita, berjalan bungkuk dengan kedua tangan dan kaki merangkak (pangga bei), julukannya: Meu Rumba (kucing hutan raksasa).
 
Menurut keyakinan suku bangsa Sumba yang kemudian bahwa Golongan I lebih cerdas dan turunannya Humba Meha bersaudara dengan Hawu Meha (Pulau Sabu).
 
Dalam ungkapan kebaktian yang diucapkan pada jam 03.00 malam terungkap dalam bahasa Sumba klasik tentang Tau Paita (Melayu Purba) tiap kepulauan Indonesia.
 
Golongan Tau Paita pada tiap pulau dengan namanya sbb:
01. Pulau Andalas oleh Kapu Ndala suku Humbas-Mandailing
02. Pulau Jawa oleh Umbu Jawa Meha suku Jawa
03. Pulau Bali oleh Umbu Mbali suku Bali
04. Pulau Lombok oleh Umbu Ruhuku suku Sasak
05. Pulau Bima oleh Umbu Ndima suku Bima
06. Pulau Sulawesi oleh Umbu Makaharu suku Makassar
07. Pulau Flores oleh Umbu Kawau suku Kawau
08. Pulau Ternate oleh Umbu Taranati suku Ternate
09. Pulau Ambon oleh Umbu Am-Bo-niti suku Ambon
10. Pulau Irian oleh Umbu Panggora suku Panggora
11. Pulau Timor oleh Umbu Nggodu Timiru suku Timor
12. Pulau Rote oleh Umbu Roti suku Rote
13. Pulau Hawu oleh Umbu Hawu Meha suku Hawu
14. Pulau Sumba oleh Umbu Humba Meha (bersaudara dengan Umbu Hawu Meha) suku Sumba
Itulah sebabnya perasaan persaudaraan antara kabihu Humba dengan kabihu Hawu erat sekali. Mereka sudah cerdas dalam bertani, peralatannya sangat sederhana yaitu kapak batu tak bertangkai (kataka ndaningu bubungu), tajak dari tulang rebis binatang berkaki empat (pariku rii karaha banda), pisau dari belahan bambu (kahidi kawita au), dan betel batu hitam (watu tundungu) untuk membelah kayu besar, memecahkan dan melubangkan batu.
 
Menurut sejarah, golongan I Tau Paita dihabisi oleh golongan II dan golongan III (Milimungga dan Meu Rumba). 
 
Sebagai kenangan Pulau Sumba disebut Tana Humba, karena itu tidak ada suku atau kabihu Humba, hanya ada sebutan suku atau kabihu Matolangu Tau Humba (MbR: disebut suku atau marga atau kabihu Matolangu Tau Humba untuk membedakan dengan marga atau kabihu Matolangu Tau Hawu yang berada di Sabu, maka disebut Udu Do Matola. 
 
Selain itu ada juga Udu Do Melagu. Menurut Pdt. S.H. Dara (pendeta GKS Waingapu), dahulu ada orang Sabu yang terdampar di pantai selatan Pulau Sumba. Setelah lama di tempat itu kemudian melamar dan menikah dengan seorang gadis Sumba. Karena tidak dapat membayar belis maka ia dituntut harus menetap di Sumba. Ia memohon dengan sangat agar dikasihani (pamilangu eti). 
 
Ia bersedia mentaati tuntutan keluarga pihak wanita tetapi nama kabihunya tetap dipertahankan dan pihak wanita menyetujuinya. Oleh sebab itu, ada kabihu Malanggu (dialek Sumba) di Malanggu Tabundungu. Tetapi ada juga Udu Do Melagu yang dari Sabu antara lain Bapak Piter Dao Riwu alias Ama Isak di Kandara Payeti (Waingapu).
 
 
Makanan golongan II dan III, Milimungga dan Meurumba, berupa siput hutan, ulat kepompong kayu (kawatu), jamur kayu (kahauki), dan buah-buahan di hutan rimba. Tempat diam mereka adalah goa-goa atau bongkahan batu diatas tebing batu di hutan rimba raya, kadang-kadang saja manusia biasa melihatnya sebab mereka tentu cepat merasa ada orang. 
 
MbR: menurut cerita Mb. Moekoe mereka lahir tahun 1901 dan menurut Bapak Raja Tamu Umbu Nggaba Hungu Rihi Eti di Prai Liu pada tahun 1903. Sekitar tahun 1901 ada seorang gadis tumbuh payudara (tumbu huhu) kena terjerat ujung jarinya dengan jerat terbuat dari kalita (daun gewang yang telah dibuang kulit luarnya) dan terjadilah tali semacam tali rafia. 
 
Tali kalita dipintal menjadi lamuditu (tali pintalan halus) dijadikan jerat dan dipasang di mulut lubang jagung di ladang huma dekat rimba raya di Kadumbulu untuk menjerat ayam hutan. Gadis liar itu tidak dapat membuka jerat kalita itu dari jarinya. Untuk melepaskan diri ia terus gigit tangannya sendiri. Ia ditangkap pemilik huma kemudian dipasung. Ketika diberi sarung, ia merabiknya dengan gigi dan mengunyahnya. 
 
Nasi yang diberi tidak dimakannya, hanya dijatuhkan jagung mentah di bawah kolong tempat ia dipasung. Lama kelamaan ia menjadi jinak dan sama dengan manusia biasa. Ia diberi nama Kalita agar menjadi peringatan bahwa ia kena jerat kalita. Perawakannya besar dan lebih kuat dari wanita. Kalau junjung kayu api, kayu yang dijunjungnya dua kali berat atau dua kali banyak kayu api orang lain. Ia rajin dan kuat menyiang di kebun atau ladang atau huma milik keluarga tempat ia dipelihara. 
 
Kalau pawndangu panen jagung, maka ia menancap kayu perbatasan jagung yang ia siang. Dalam aturan pawndangu (bergotong royong saling mengundangu) yang turut pawndangu itu boleh mengambil bagiannya. Di Kambera, orang yang turut pawndangu panen jagung boleh mengambil jagung pilihan yaitu jagung yang bulirnya besar-besar sehingga disebut waturu paleha (jagung pilihan). Sedangkan di Lewa, jagung yang boleh diambil menjadi hadiah bagi yang panen jagung yaitu jagung berukuran kecil yang disebut karunggu wataru. Mungkin peraturan demikian disepakati. 
 
Di Kambera daerah panas curah hujan tak cukup dan ladang kurus hasil jagung lebih banyak yang kecil dan sangat sedikit yang berbulir besar, karena itu jagung pilihan adalah yang berbulir besar. Sebaliknya di Lewa dan Masu, hasil jagungnya lebih banyak yang berbulir besar dan sedikir yang berbulir kecil, sebab itu jagung pilihan ialah yang berbulir kecil.
 
Atas pertanyaan kepada Kalita yang sudah jinak dan akrab seperti wanita-wanita lainnya, ia katakan bahwa ia sekeluarga berdiam di dalam batang pohon raksasa yang batangnya bolong, kalau mau masuk harus memanjat sebab pintu masuknya tinggi dari permukaan tanah. Mereka sangat takut pada api dan anjing. 
 
Selagi saya muda, banyak cerita tentang orang liar. Menurut Bapak Besarnya Guru P.L. Ndamung dan Pdt. M. Yiwa, di Mangili (dekat Waijelu) ia pernah pandapungu orang liar yang menghabiskan jagung yang baru tumbuh atau muncul (mahina pautu). Ama Piti (namanya) menyatakan bahwa ia pasang jerat pelanting (hiru hapndilu) dengan dendeng bakar. Kemudian ia membangun ruang sekat dari dedaunan agak jauh dari jerat hapndilu kembar (batang pelantingnya dari dua batang bambu dengan tali jeratnya masing-masing dan mempunyai pengumpil (kahili-na) masing-masing). 
 
Setelah lama menunggu terdengarlah derik kayu kering dari pohon yang ditebas untuk huma dan muncullah seorang pria tinggi besar perawakannya dan bertelanjang bulat, berjanggut panjang, bulu dada tebal, tangan berbulu. Ia mengangkat hidung (hengei) untuk mencium bau dendeng supaya mengetahui dimana bau enak itu berada. Setelah mengetahuinya maka ia langsung menuju jerat pelanting. Ia hendak mengambil dendeng umpan dengan tangan kanan, pelanting terangkat cepat dan menjerat tangan kanannya sehingga terangkat ke atas. Hal tersebut tidak dihiraukannya. Tangan kirinya hendak mengambil dendeng umpan pada bagian kiri, batang pelantingnya (tandai hapndilu) terangkat cepat ke atas dan tangan kirinya terjerat dan ikut terangkat ke atas. Kedua tangannya telah terangkat tegang ke atas namun tak dihiraukannya. Kemudian ia menarik untuk melenturkan batang kedua pelanting itu hendak mengambil dendeng umpan dengan mulutnya. 
 
Dengan menekan rasa takut, Ama Pipi berteriak dan muncul dengan tombak dari persembunyiannya. Meti pinangu garangu munyaka, kata Ama Pipi mati sudah engkau disertai kata-kata makian. Dengan sekali lompat, orang liar itu mencabut kedua batang pelanting itu dan lari dengan membawa kedua jerat dan pelantingnya. Saya tidak berani mengejarnya, kata Ama Pipi.
 
Pada beberapa tempat ada cerita tentang orang liar seperti itu. Diperkirakan bahwa mereka adalah penduduk awal Pulau Sumba yang disebut Tau Paita (orang zaman Majapahit).
 
Golongan IV adalah suku/marga/kabihu Damaru Taluku yaitu suku-suku yang berasal dari Damar dan Maluku. Dalam buku Kertagama menyebutkan bahwa pulau-pulau di sebelah timur Pulau Jawa umumnya disebut Pulau Damar atau Maluku.
 
Disamping suku Damaru Taluku, terdapat orang Bugis (Tau Bunggihu), orang Buton (Tau Mbutungu), orang Bajo (Tau Banju Lindingu, artinya orang Bajo yang mengapung) yang hidup di atas sampan atau perahu di laut.
 
Kita lanjutkan tentang pendaratan oleh suku yang ada sekarang ini yaitu golongan aliran Marapu. Dalam pendaratan, diatur strategi pengepungan Tana Humba sebagai berikut: Kelompok I mendarat di Haharu Malai Kadanggu Lindi Watu, terdiri dari dua rombongan.
 
Rombongan I terdiri dari 8 buah rakit raksasa, 8 x 4 suku/kabihu = 32 kabihu/suku/marga dibawah pimpinan Umbu Walu Mandoku Walu Mandnga, Walu Haharu I Njata I Walu Njongu I Kuhi I Watu, I Karakapu I Kababa (suku/kabihu Kanatangu), Ondangu Ratu Djawa Karanja Rowa Ratu (suku/kabihu Karunggu Watu) dan Hili Baba Hili Ndahi (suku/kabihu Ana Maeri). 
 
Kelompok II terdiri dari tujuh buah rakit raksasa. 7 x 4 suku/ksbihu = 28 suku/kabihu besar (karonggu), dibawah pimpinan Anda Mangu Langu Meta Mangu Ndolungu didampingi oleh Mahumbu Mambua, Umbu Rere Ana Lodu Rambu Reri Ana Wulangu, i nyamba i Hawungu i Ratu i Nggai, Pongo i Kawa Nggodu i Laki, i Tla i Nla.
 
Suku yang pegang Dewa Kilat ialah i Pambalu i Robu i Ndilu i Lauku i Boku i Ma Wmaru. Ungkapan perjalanan Pihu Ndhi Lauru Awa Walu Ndni, artinya mereka berasal dari tujuh lapis laut (bawah) delapan lapis awan. Ini pengertian primitif, yang dimaksud ialah tiap pulau yang mereka lalui dianggap satu lapis langit yaitu daratan Malaka Bangka Jawa Bali Lombok Sumbawa Flores Sumba (delapan lapis). Sedangkan tujuh lapis laut (pihu ndhi lauru) ialah Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Banyuwangi, Selat Bali, Selat Alas, dan Selat Sumba.
 
Untuk Sumba Timur, Tana Walu Ndawa Awangu Walu Ndni (delapan daratan dan delapan selat) yaitu Mlaka, Sunda, Banyuwangi, Bali, Alas, Sape, Lambata, dan Sumba.
 
Kelompok II mendarat La Panda Wai La Mananga Bokulu. Terdiri dari 12 buah rakit (12 x 4 kabihu = 48 kabihu/suku/marga) di bawah pimpinan Umbu Meha Nguru Meha Taku, Umbu Wulangu Tarandima Pati Hanggu, Tara Nggaha Mbapa Tungga Pira Maliti. 
 
 Kelompok III mendarat di Wula Waijilu Hongga Hilimata (muara sungai Wula) tiga buah rakit raksasa (3 x 4 kabihu/suku) di bawah pimpinan i Huki i Dewa (julukan jabatannya i Jangga Ndewa i Talu Ura (.....selaku Kepala Staf Angkatan Perang Menteri Pertahanan) didampingi oleh i Hakelu i Kahewa Mbolu Pati Randa Bara Kadu (kabihu/suku Kaliti), Umbu Ma Humbali Ma Hambalu (kabihu/suku Nipa) dan i Debu Rara i Ratu Umba (kabihu/suku Ana Umb). 
 
Kelompok IV mendarat di Mbjiku Padua Kambata Kundurawa terdiri dari enam rakit (6 x 4 kabihu/suku = 24 kabihu/suku) di bawah pimpinan i Nggodu i Nggaura i Ndeta i Laki didampingi oleh i Leli i Ngadu i Tidahu i Kondaru dan Ma Kombu Ma Lapu (kabihu/suku Kombu).
 
Julukan dari Pantai Selatan karena banyak agas adalah Tidahu Tawui Karambua Pawutu. Julukan untuk seluruh Lewa Tidahu: i Leli i Ngadu i Tidahu i Kuandaru. Karena Umbu Huki i Dewa selaku Menteri Pertahanan melakukan pemeriksaan dan mengatur penyerangan terhadap suku-suku yang sudah berada lebih dahulu. Secara serentak dalam peperangan/pertempuran dilakukan pembunuhan massal terhadap suku/kabihu, bila perlu seluruh isi paraingu. 
 
Segala harta kekayaan berupa barang antik (piring porselen warna putih biru buatan Tiongkok masa Dinasti Han), barang dari tembaga, guci buatan purbakala dikuburkan bersama-sama. Dalam keyakinan aliran kepercayaan Marapu, haram untuk mengambil atau memiliki harta jarahan dalam perang terbuka, barangsiapa yang melanggarnya akan mati atau turunan dan paraingunya akan musnah (natumbunya kanduru kandangu). 
 
Karena itu terdapat pekuburan kuno berisi guci, piring porselen antik (kawinga ndai) dan logam lainnya di seluruh wilayah Sumba pada umumnya dan Sumba Timur khususnya.
 
Jumlah kelompok terakhir yang mendiami Tana Humba hingga saat ini adalah 9 jabatan rohani (9 x 4 buah rakit = 36 buah rakit) ditumpang oleh 9 x 4 suku/kabihu = 144 suku/kabihu. 
 
Dalam sejarah perkembangan kabihu/suku, ada yang musnah dan ada yang bertambah karena dalam satu suku orang bersaudara membentuk suku baru tersendiri akibat pertentangan gagasan. Menurut penelitian sejak tahun 1949 sampai 1980, di Sumba Timur terdapat sekitar 200 kabihu/suku dan nama Marapu sekitar 150 Marapu karena ada kabihu/suku yang pecah dari suku asalnya tetapi nama leluhurnya tetap diakui dalam suku yang dibentuk baru.
 
Setelah Sumba Timur dan Sumba Barat dikuasai oleh suku-suku yang baru datang maka pimpinan tertinggi rombongan dari 36 buah rakit masing-masing 36 x 4 (144) suku/kabihu (angka Marapu: 1 + 4 + 4 = 9 jabatan, 1 jabatan Ratu/Imam dan 8 jabatan jasmani atau Marmba Tau Mawalu, Sejabu walu (di Sumatera), hasta brata (Jawa) yaitu delapan sifat luhur seorang pimpinan atau sultan dalam memimpin negara/bangsa; dikutip dari Kertagama) merencanakan suatu Musyawarah Besar Hukum Adat oleh seluruh suku (144 suku) dalam enam tahap. Tahapannya akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.  
 
 
Sumber: D.H. Wohangara dan Pdt. Mb. Ratoebanjoe. SEJARAH PULAU SUMBA, ADAT-KEBUDAYAAN DAN PENDUDUKNYA PATU LATA TURA PARAINGU (CATUR SILA MARGA SUMBA - CATUR SILA PENOPANG NEGERI DI SUMBA). Unpublish
sumber catatan : anahumba sumber foto : fb George Fernandez Liarian

FISIOLOGI TANAMAN

FISIOLOGI TUMBUHAN


      Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Dengan mempelajari fisiologi kita akan memperoleh gambaran serta wawasan yang luas terhadap banyak hal yang terjadi di dalam suatu organisme. Ratusan macam reaksi kimia terjadi di dalam setiap sel hidup untuk mengubah dan menghasilkan bahan-bahan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Dalam fisiologi juga dipelajari tentang bagaimana lingkungan mempengaruhi kehidupan suatu organisme.

       Fisiologi   tumbuhan   adalah   suatu   bidang   ilmu   yang   mengkaji   fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan, meliputi:
1.    Aktivitas hidup yang dilakukan oleh tumbuhan. 
2.    Proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan lingkungan, dan pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut. 
3.    Fungsi setiap jenis organ, jaringan, sel, dan organel sel dalam tumbuhan serta fungsi setiap komponen kimia (ion, molekul atau makromolekul.
    Tumbuhan adalah tonggak dari sebagian besar ekosistem terestrial. Beberapa hal penting tentang tumbuhan adalah sebagai berikut:
1.    Sebagai mahluk hidup, tumbuhan menunjukkan sejumlah aktivitas, yaitu:
·         Bertukar  senyawa   kimia   dengan   lingkungannya,   tanpa   banyak   kehilangan senyawa kimia penyusun tubuhnya. 
·         Menyerap dan menggunakan energi dari luar. 
·         Mensintesis bahan kimia yang diperlukan serta mengganti bahan yang hilang ke lingkungan atau rusak.
·         Sebagian selnya megadakan pembelahan atau penggabungan, kalau tidak akan mati.
    2. Beberapa sifat khas tumbuhan adalah melakukan proses fiisiologi yang  berbeda dengan mahluk lain, misalnya:
·         Merupakan mahluk autotrof dalam metabolisme karbon. 
·         Tidak dapat berpindah dan hanya mencapai daerah yang sempit, sehingga hanya mampu menggunakan sebagian kecil lingkungan. 
·         Sangat tergantung kepada bahan mineral dari tanah, sehingga kebutuhan hara tidak banyak jenisnya.
     3. Seluruh fungsi tumbuhan dapat dipahami dengan dasar prinsip fisika dan kimia. Metode-metode yang digunakan dalam fisiologi tumbuhan umumnya diturunkan dari kima dan fisika. Selain itu, anatomi tumbuhan juga dipakai dalam mernpelajari fisiologi tumbuhan. Sekarang ini, biologi molekuler mulai merevolusi kajian tentang tumbuhan, contohnya para ahli tumbuhan telah menemukan beberapa gen yang mengontroi perkembangan bunga dan telah mempelajari fungsi-fungsi gen tersebut.
    4. Pada organisme hidup, struktur sangat erat kaitannya dengan fungsi. Takkan ada fungsi kehidupan tanpa adanya struktur gen, enzim, molekul lain, organel, sel, jaringan, dan organ. Tumbuhan adalah struktur yang tumbuh sendiri. Melalui proses perkembangan yang meliputi: pembelahan sel, pembesaran sel, serta spesialisasi sel atau diferensiasi, suatu tumbuhan bermula dari 1 sel tunggal kemudian menjadi organisme multiseluler. Selanjutnya, tumbuhan terus tumbuh dan    berkembang   sepanjang    hidupnya    dengan adanya    daerah    embrionik (meristem).
    5. Tumbuhan tumbuh dan berkembang di lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan melalui banyak cara, misainya: perkembangan tumlbuhan dipengaruhi oleh suhu, cahaya, gravitasi, angin, dan kelembaban.